Minggu, 21 Februari 2010

Main air di Waterbom PIK

Hari Sabtu lalu tanggal 20 Februari 2010, kita memutuskan main ke Waterbom di Pantai Indah Kapuk. Setelah sebelumnya direncanakan baru akan ke Waterbom sekitar tanggal 23 atau 24 Februari nanti, Mama Sari menawarkan kenapa tidak hari Sabtu ini saja. Jadilah kita berangkat ke Waterbom dengan terlebih dahulu mampir di Pejaten untuk mengambil perlengkapan. Ini merupakan kali pertama kita mengunjungi Waterbom, padahal sudah berulang kali melewati tempat ini kalau sedang mengunjungi rumah sakit PIK...habis jauh sih. Lokasinya persis di dalam area perumahan Pantai Indah Kapuk. Eksklusive memang, tapi mudah dijangkau karena bisa melalui tol dalam kota dan membutuhkan waktu sekitar 40 menit dari Rumah Pejaten. 


Tiba di Waterbom sekitar jam 10.00 pagi, dan langsung membeli tiket masuk yang kebetulan sedang ada harga promosi 'Buy 1 get 1' jika menggunakan kartu kredit. Lumayan lah, soalnya kalau dengan tarif biasa terasa mahal juga harga tiket masuknya. Bayangkan, untuk weekend harga tiket masuk Dewasa: Rp. 180,000, anak-anak Rp. 120,000, dan belum lagi ada biaya untuk sewa Locker sebesar Rp. 20,000 yang ukuran personal dan Rp. 40,000 yang family. 

Setelah ganti pakaian dan menyimpan barang-barang di locker, mulailah kita bermain-main air di Waterbom. Kesan pertama mengenai Waterbom...bersih, terawat, tertib, dan aman (karena banyaknya Lifeguard). Waktu kita tiba di sana, pengunjung yang datang masih sedikit. Sehingga seakan-akan lebih banyak Lifeguardnya ketimbang pengunjungnya. Tetapi itu karena pihak pengelola sangat memperhatikan keselamatan sehingga dimanapun kita berada, kita pasti akan selalu bisa melihat Lifeguard yang selalu mengawasi dan menjaga kita, terutama anak-anak. Lifeguard nya ramah dan otomatis akan memberikan life-jacket kepada anak-anak balita atau yang terlihat belum bisa berenang. Jadi jangan kuatir, mereka sealu siap jika ada kondisi darurat. 

Untuk sesaat, lokasi Waterbom memang jauh lebih kecil dari Ancol dan tidak terdapat kolam renang internasional. Jadi jika datang ke Waterbom, memang hanya untuk main air...bukan untuk berenang. Ada perasaan 'down' juga kalau membandingkan harga tiket masuk dan fasilitas yang ada. Tapi bisa dimengerti karena ini merupakan konsekuensi eknomis-nya dari Waterbom yang membatasi pengunjung hanya dari golongan 'menengah ke atas' sehingga jadi tidak terlalu penuh sesak dan kita masih bisa menikmati wahana yang ada dengan nyaman. 

Wahana pertama yang kita coba adalah kolam arus. Di sini semua pengunjung 'harus' menggunakan ban yang disediakan pengelola. Nggak tahu kenapa, padahal dalamnya hanya setinggi kira-kira 1 meter. Awalnya mau menyusuri kolam arus ini sekalian anak-anak bisa terlebih dulu berlatih berenang sebelum mereka bermain-main. Tapi ternyata untuk menikmati kolam arus, semua harus menggunakan ban. Jadi terpaksalah kita mencoba menikmati kolam arus ini menggunakan ban berukuran besar yang bisa untuk 2 orang. Ban ini disediakan gratis oleh pengelola untuk seluruh pengunjung Waterbom. Tapi sebelum menikmati kolam arus, kita mencoba kolam yang memang dikhususkan untuk berenang, namun ternyata sama saja. Bagian terdalam dari kolam ini hanya sekitar 1 meter saja. Dan kita jadi nggak bersemangat karena kolam-nya pun berukuran kecil. Mungkin hanya 2-3 kali kayuhan, sudah sampai di sisi kolam lainnya. 


Ternyata kolam arusnya biasa-biasa aja, malah membosankan. Habis arusnya nanggung sih, yang ada karena bobot yang naik berat, bannya jadi tidak maju-maju..hehehe. Jadi begitu sampai di dekat arena permainan anak-anak, kita putuskan untuk menyudahi wisasta kolam arus. Langsung deh anak-anak bersemangat karena memang wahana permainan anak-anak di Waterbom termasuk yang cukup besar, jauh lebih besar dan menarik dibanding yang ada di Ancol. Nggak tau kalau di tempat lain ya...soalnya Waterbom adalah wahana air pertama yang kita kunjungi selain Ancol. 

Habis dari sini, kita coba-coba menengok wahan perosotan yang tinggi. Salah satunya Aquatube, arena luncur yang harus menggunakan ban seperti yang kita pakai saat melintasi kolam arus. Mungkin karena 2D penasaran, akhirnya mereka putuskan..."mau dong pah, aku mau main yang itu..." sambil menunjuk arena Aquatube. Menurut mas-mas penjaganya untuk ukuran 2D sudah boleh, tetapi harus pakai jaket pelampung dan menggunakan ban yang double hole. Akhirnya Dhimas yang pakai jaket pelampung dan mulai deh kita main seluncuran di Aquatube. Yiiiihaaaaaa!!!! 


Ternyata 2D malah ketagihan, kita coba dari tube yang sebelah kiri yang terbuka dari atas hingga bawah. Dhisa duduk di sebelah depan, dan Papa Yudhi di belakang sambil memangku Dhimas. Lalu kita coba yang sebelah kanan berwarna kuning, yang tertutup mulai dari atas hingga bawah sehingga suasana di dalam tube gelap gulita. Tapi koq yah si 2D tenang2 aja...jadilah kita 4 kali main dan 4 kali meniti tangga ke towernya. Ya anak-anak koq tenang-tenang aja...nggak cape sama sekali harus 4 kali naik ke tower. Memang luar biasa anak-anakku....kapan-kapan kita coba wahan air lainnya ya...