Akhirnya keinginan untuk bisa kembali mengunjungi benua Eropa bisa terwujud juga di tahun 2016 ini. Angan-angan untuk mengunjungi beberapa tempat-tempat favorit Eropa sekaligus bernostalgia dan napak tilas di kota tempat saya dulu pernah menuntut ilmu, Magdeburg, menjadi fokus tujuan saya dan istri pada perjalanan ini. Semua hal yang bisa direncanakan jauh-jauh hari sebelumnya sudah kita persiapkan sejak setahun sebelum keberangkatan. Bahkan aktivitas menabung untuk biaya perjalanan pun sudah sejak 3 tahun sebelumnya dicicil. Dengan segala pertimbangan yang ada baik dari sisi biaya yang cukup besar dan juga pertimbangan waktu yang kita pilih, membuat kita terpaksa untuk tidak mengajak anak-anak. Perjalanan kali ini hanya khusus dinikmati bersama istri tercinta.
Saya beserta istri berangkat tanggal 5 Oktober menuju Frankfurt menggunakan Qatar Airways, dan kembali ke Indonesia tanggal 20 Oktober sore. Total 14 hari (2 hari perjalanan) ini benar-benar kita manfaatkan dengan baik untuk jalan-jalan ke berbagai tempat di Eropa yang belum pernah kita kunjungi sebelumnya. Jerman, Belanda, Belgia dan Ceko, dan fokus mengunjungi beberapa kota di Jerman seperti Magdeburg dan Dresden
Persiapan
Pengalaman saya tinggal di Jerman saat menempuh studi S2 sangat membantu di dalam melakukan persiapan-persiapan untuk perjalanan ini. Baik dari sisi penentuan waktu, pemilihan tempat tinggal, penentuan jadwal kereta dan sebagainya. Dan sangat kebetulan sekali bahwa salah satu teman kami kala di SMA saat ini menjabat sebagai salah satu staf Konsulat Jendral Indonesia di kota Frankfurt. Oleh karena itu, setelah melakukan komunikasi awal kira-kira 6 bulan sebelumnya, teman kami Koko dengan senang hati menerima kami untuk tinggal di rumahnya bilamana kita butuh. Kondisi ini sangat membantu karena kita bisa sedikit berhemat untuk biaya tempat tinggal. Selain itu, karena lokasi Frankfurt yang menjadi pintu gerbang kedatangan internasional, dan lokasinya cukup berada di tengah-tengah Jerman, maka jadwal/itinerary perjalanan dan kereta lebih mudah kita rancang. Seluruh timetable perjalanan kita rancang dengan bantuan Google Map dan juga website.
|
From Jakarta to Frankfurt |
Itinerary perjalanan sudah disiapkan sejak setahun sebelumnya. Mulai dari penentuan rute perjalanan, waktu perjalanan, lokasi yang akan dikunjungi, lama kunjungan dan pemilihan jadwal kereta. Kenapa kita pilih kereta, karena kereta di Jerman sangat sangat banyak dan hampir bisa menjangkau seluruh lokasi utama baik di Jerman maupun negara-negara Eropa lainnya. Jika menggunakan pesawat, selain harga tiket yang relatif lebih mahal, kita perlu usaha untuk bisa menuju bandara dan saat tiba di tujuan. Jika menggunakan kereta, umumnya fasilitas transport kota tujuan dapat diakses melalui stasiun utama kota tersebut seperti kereta, tram, bis, pusat keramaian kota dan juga titik kumpul perusahaan Tour lokal. Dan salah satu keuntungan menggunakan kereta Jerman adalah adanya harga promo jika kita membeli tiket jauh hari sebelumnya (maksimal 3 bulan sebelumnya). Harga promo inilah yang menjadi incaran kita saat merancang itinerary. Dan pastinya kereta yang kita pilih adalah kereta cepat dan bukan kereta regional.
Semua pemesanan hotel, tiket kereta, tur wisata lokal, kita pesan melalui internet. Selama kita sudah menetapkan jadwal dan waktu perjalanan, dan kita bisa komit terhadap jadwal yang kita buat maka kita bisa dengan aman membeli langsung tiket kereta. Karena semakin dekat waktunya, harga tiket kereta promo akan semakin mahal dan akan menghilang menjelang hari keberangkatan yang kita tetapkan. Harga tiket promo bisa mencapai 50% lebih murah dari harga normal, maka sebisa mungkin kita manfaatkan kondisi ini saat merancang perjalanan ini.
Kita memilih penerbangan Qatar Airways karena kebetulan saat itu terdapat tiket promo yang ditawarkan dengan harga yang sangat ekonomis. Dan juga Qatar Airways merupakan salah satu maskapai penerbangan terbaik di dunia. Dan untuk kami, penerbangan milik maskapai Timur Tengah memang menjadi pilihan karena selain memiliki jadwal penerbangan yang menurut kami sangat pas, juga dari sisi jeda waktu perjalanan dari kota asal ke kota transit, kemudian dari kota transit ke kota tujuan masih dalam taraf nyaman dan tidak terlalu lama.
Tiba di Frankfurt
Tanggal 6 Oktober pagi kami tiba di Frankfurt dan dijemput oleh teman kami, Koko. Hari itu kita manfaatkan untuk beristirahat dan meluangkan waktu bersama Koko dan keluarganya, Intan dan si mungil Inge. Persiapan perbekalan langsung kami lakukan karena keesokan harinya sesuai jadwal kita harus berangkat ke Amsterdam, Belanda. Tidak ada waktu untuk beristirahat lama-lama karena memang jadwal yang kita rancang benar-benar memanfaatkan seluruh waktu yang ada untuk jalan-jalan.
|
Jalan-jalan di Römer dan sungai Rhein |
Hari ini kita manfaatkan untuk jalan-jalan di kota Frankfurt. Tujuan utama kita adalah Römer, yaitu pusat kota tua di Frankfurt dimana terletak Old City Hall dan beberapa bangunan yang bentuknya masih dipertahankan sejak abad pertengahan. Kita menghabiskan waktu beberapa saat di sekitar Römer sambil menunggu Koko istirahat makan siang. Setelah Koko tiba kita diajak mengunjungi Katedral Frankfurt yang juga merupakan bangunan tua dari abad pertengahan. Kemudian kita juga diajak ke salah satu pasar kecil yang unik dimana di dalamnya banyak tempat makan yang menyatu dengan penjual daging, sayuran dan beberapa dagangan lain. Siang itu kita mencoba makanan dan bir khas Jerman sebagai menu makan siang kita.
|
Katedral Frankfurt - Makan siang - Konsulat Jendral Indonesia - Ngupi-ngupi sore |
Malam hari-nya kita dijamu oleh tuan rumah dengan makan malam di salah satu restoran Kebab yang sudah lama menjadi langganan warga Indonesia di Frankfurt. Bahkan sang pemilik restoran akan memberikan perhatian yang ekstra jika ada warga Indonesia yang ingin bersantap di restorannya. Dan Kebab memang menjadi salah satu makanan target utama saya di kesempatan ini.
|
Keluarga Koko dan saat dijamu makan malam dengan menu Kebab |
Amsterdam, Volendam, Zaanse Schans, 7 - 8 Oktober 2016
Tanggal 7 Oktober pagi kita berangkat menuju Amsterdam dari Frankfurt Hauptbanhof (stasiun utama) menggunakan kereta Inter City Express (ICE). Perjalanan ditempuh selama kurang lebih 4 jam. Kita tiba di Amsterdam Central sekitar jam 13:30 siang dan langsung menuju ke Volendam sebagai tujuan utama ita di hari itu. Perjalanan ke Volendam menggunakan bus nomor 316 dari Amsterdam Central dengan membayar tiket harian yang dibeli di Information Center Office di Amsterdam Central. Perjalanan menggunakan bus memakan waktu sekitar 30 menit. Begitu sampai di Volendam, kita langsung menuju toko suvenir Foto De Boer yang sudah cukup dikenal oleh para turis Indonesia untuk membuat foto menggunakan kostum jadul khas Belanda yang sangat populer. Sebenarnya memang ini target utama kita di Volendam. Sementara kota Volendam sendiri bisa dibilang sangat kecil dan tidak banyak yang dapat dilihat selain toko-toko souvenir dan bangunan nya yang antik.
|
Tiba di Amsterdam - Jalan-jalan di Volendam |
Setelah cukup puas menikmati Volendam dan berfoto-foto, sore hari-nya kita kembali ke Amsterdam untuk cek-in dan beristirahat. Mungkin karena masih jetlag, maka sisa hari itu kita habiskan di hotel untuk tidur karena kelelahan. Hotel tempat kami menginap di Amsterdam tergolong sangat mahal dan paling mahal dari seluruh hotel tempat kami menginap selama perjalanan kali ini ke Eropa. Selain paling mahal, kamar-nya pun tergolong kecil dan sempit. Pintu masuk ke dalam hotelnya pun terlihat seakan-akan terjepit di antara dua pertokoan. Mungkin karena lokasinya yang memang berada di pusat keramaian kota dan sangat dekat dengan stasiun utama Amsterdam, dan juga memang Belanda adalah salah satu negara dengan biaya hidup termahal di Eropa.
|
Hotel Exchange - Cafetaria (Amsterdam) |
Esok harinya tanggal 8 Oktober kita mengunjungi Zaahnse Schans. Area ini letaknya tidak jauh dari Amsterdam dimana terdapat beberapa kincir angin khas negeri Belanda yang masih dalam kondisi asli dan terawat dengan baik. Perjalanan menuju lokasi memakan waktu kurang lebih 45 menit dengan menggunakan bus, namun kali ini kita harus menggunakan jenis yang berbeda. Tiket bus juga dibeli di Information Center Office dan berlaku untuk 1 hari penuh. Zaahnse Schans merupakan titik terakhir tujuan dari bus ini sehingga kita tidak akan mungkin salah jalan.
|
Jalan-jalan di Zaahnse Schans |
Di Zaahnse Schans selain kita bisa berjalan-jalan dan melihat-lihat kincir angin, juga terdapat beberapa obyek wisata seperti rumah pembuatan klompen (sandal kayu khas Belanda) dan juga beberapa museum kecil. Setelah menghabiskan waktu untuk berfoto-foto dan berjalan-jalan di lokasi, siang harinya kita kembali ke Amsterdam karena harus melanjutkan perjalanan ke tujuan berikutnya yaitu Brussel, Belgia. Perjalanan kita selama di Belanda sangat nyaman dengan cuaca yang bersahabat disertai langit yang sangat cerah.
|
Toko, museum dan workshop klompen di Zaahnse Schans |
Brussel, Ghent, Brugges, 8 - 10 Oktober 2016
Perjalanan dari Amsterdam menuju kota Brussel ditempuh dengan menggunakan kereta Inter City (IC) selama kurang lebih 3 jam. Kita tiba di stasiun Brussel Nord sekitar jam 6 sore dan langsung cek in ke hotel. Walupun keadaan langit sudah gelap namun masih cukup banyak waktu untuk sekedar melihat-lihat suasana kota Brussel. Maka kita putuskan untuk mencoba melihat-lihat salah satu lokasi yang sangat ramai dan menjadi pusat berkumpulnya para pengunjung dan turis di kota Brussel, yaitu Grand Place yang terletak di pusat kota. Kebetulan lokasinya tidak terlalu jauh dari hotel tempat kita menginap sehingga dapat kita jangkau dengan berjalan kaki. Grand Place merupakan alun-alun kota yang dikelilingi dengan gedung-gedung berarsitektur kuno yang sangat menarik. Dan yang membuat nya semakin menarik adalah karena gedung-gedung tersebut diterangi dengan lampu-lampu yang membuat pemandangan di sekitar Grand Place menjadi sangat cantik di malam hari.
|
Manneken Piss - Grand Central |
Esok hari-nya tanggal 9 Oktober, kita ikut tur wisata lokal untuk mengunjungi kota Ghent dan Brugges, kota yang terkenal dengan keunikannya karena ke-2 kota tersebut di jaman abad pertengahan merupakan kota yang menjadi pusat perdagangan Eropa yang sangat termashur. Yang membuat kota ini unik, terutama Brugges, adalah karena bentuk bangunan yang tidak berubah sejak jaman pertengahan. Bentuk bangunan yang masih tetap dipertahankan ini menjadi ciri khas kota-kota tua di Eropa. Kota Brugges memiliki kanal-kanal kecil yang mirip dengan kota Venice, Italia. Kita pun menyempatkan diri untuk ikut di wisata perahu di Brugges untuk menyusi kanal-kanal yang berada di salah satu sisi kota. Walaupun tur perahu ini cukup singkat, namun sudah menambah informasi kita mengenai sejarah kota ini.
|
Jalan-jalan di Ghent |
Tanggal 10 Oktober esok hari-nya kita kembali ke rumah Koko di kota Frankfurt Jerman untuk mengganti perbekalan sekaligus beristirahat selama satu malam. Keesokan harinya kita akan kembali melanjutkan jalan-jalan sesuai dengan jadwal yang sudah kita buat, yaitu ke Magdeburg, Dresden dan Praha.
|
Jalan-jalan di Bruges dan water tour |
|
Sudut-sudut kota Ghent dan Bruges |
Magdeburg, 11 - 12 Oktober 2016
Hari ini kita kembali melanjutkan perjalanan dengan tujuan akhir kota Praha, Ceko. Namun dikarenakan jarak tempuh yang cukup jauh dari Frankfurt, maka kita mengakali-nya dengan singgah ke 2 kota di Jerman sebelum menuju kota Praha. Kota pertama yang kita singgahi adalah Magdeburg, kota dimana saya menuntut ilmu saat mengambil program Pasca Sarjana (S2) di tahun 2003-2005 lampau. Memang sudah kita rencanakan sejak awal untuk menyempatkan diri mampir di Magdeburg dengan tujuan bernostalgia sambil mengenang masa-masa kuliah dulu sambil mengunjungi beberapa tempat yang menjadi khas kota Magdeburg serta kampus dimana dulu saya kuliah, Universitas Otto-von-Guericke. Istri tercinta yang dulu juga sempat mengunjungi saya selama 3 bulan di Magdeburg bahkan tidak sempat mengunjungi banyak tempat di waktu itu, berhubung 2 bulan terakhir sudah sedang mengandung puteri kami tercinta, Nadhisa. Jadi, kunjungan kami kali ini ke Magdeburg merupakan kunjungan yang memang kami nantikan untuk lebih menikmati suasana kota yang sesungguhnya.
|
Magdeburger Dom - Hundert Wasser - Deutsche Post - Citi Care - Gebaude 23 - Kebab - Hasselbachplatz |
Namun perjalanan kita ke Magdeburg kurang beruntung. Dua hari kita menghabiskan waktu di sana (11 - 12 Oktober) kota Magdeburg diguyur hujan gerimis yang tak pernah berhenti selama 2 hari penuh. Di hari pertama kita tiba di Magdeburg, kita cukup beruntung karena masih sempat berfoto-foto sejenak di Magdeburg Cathedral. Juga di hari kedua sebelum kita melanjutkan perjalanan ke kota tujuan berikutnya, kita sempat mendapat beberapa jam sebelum hujan kembali turun. Dengan situasi yang kurang baik dan kondisi yang kurang nyaman, kita masih sempat menyempatkan diri untuk mampi ke kompleks kampus dan asrama untuk sekedar berfoto-foto sebelum di sore harinya kita melanjutkan perjalanan ke kota berikutnya yang akan kita singgahi, yaitu Dresden.
|
Klinik dr. Peta - Hauptbanhoff - Elbauenpark |
|
Dulu dan Sekarang |
Dresden 12 - 13 Oktober 2016
Dresden adalah salah satu kota cantik yang dulu menjadi bagian dari Jerman Timur. Saat perang dunia kedua, Dresden termasuk kota yang selamat dari gempuran bom sekutu. Oleh karena itu hingga saat ini kita masih dapat menikmati banyak bangunan dan kastil tua yang cantik di Dresden dalam kondisi yang asli. Kita tiba di kota Dresden saat hari sudah gelap dan langsung menuju ke hotel untuk check-in dan beristirahat. Walaupun saat kami tiba di Dresden waktu masih menunjukan pukul 18:30, namun berhubung saat itu adalah bulan Oktober dan sudah memasuki musim dingin maka langit sudah cukup gelap sehingga untuk melanjutkan jalan-jalan kondisinya sudah kurang nyaman.
|
Jalan-jalan di kota Dresden |
Esok harinya, mulailah kita menjelajahi pusat kota Dresden. Karena sudah direncanakan sebelumnya, maka hari itu kita menikmati kota dengan menyusuri area kota tua di Dresden yang kebetulan tidak jauh dari hotel tempat kita menginap. Walaupun cuaca mendung seharian penuh tetapi cukup bersahabat karena tidak ada turun hujan. Cukup banyak yang dapat kami nikmati di pusat kota tua Dresden. Selain menikmati keunikan arsitektur dan bangunan-bangunan lama-nya, juga terdapat jalur pejalan kaki yang sangat lebar di sepanjang sungai Rhein. Sayangnya udara yang sangat dingin dan cuaca yang mendung membuat jalan-jalan di hari itu terasa kurang sempurna.
|
Dresden Opera House - Dresden Castle |
Sebelum kami kembali ke hotel untuk mengambil barang-barang, kami sempatkan dulu untuk makan siang dan mencoba makanan khas Jerman lainnya. Kebetulan di salah satu gang yang cukup dikenal di lokasi kota tua Dresden terdapat restoran bergaya khas yang menyajikan menu yang cocok dengan selera kita. Setelah kenyang, kita kembali ke hotel untuk kemudian melanjutkan perjalanan ke Praha.
|
Makan siang dan ngopi sebelum lanjut ke Praha |
Praha 13 - 15 Oktober 2016
Praha merupakan salah satu kota tujuan wisata yang sangat populer dan favorit di Eropa Timur. Sebagai ibukota negara Ceko yang letaknya tidak jauh dari Jerman, maka sejak awal kita sudah berencana untuk menyempatkan diri mengunjungi kota Praha selama waktu liburan ini. Walaupun Ceko sudah menjadi bagian dari negara-negara visa Schengen, namun mata uang yang mereka gunakan masih mata uang asli Ceko yaitu Korona. Namun secara umum jika dibandingkan dengan Jerman, harga-harga di Ceko relatif lebih murah. Begitu kita tiba di Praha dan cek in di hotel, kita langsung gunakan waktu yang ada di malam itu jalan-jalan sekedar untuk melihat-lihat suasana kota. Karena Praha merupakan kota turis yang sangat terkenal maka di malam hari-pun situasi di pusat kota terutama di area central kota tua kondisinya sangat ramai dan dipenuhi dengan turis-turis dari mancanegara. Malam itu kita berkesempatan mencoba daging guling dan bir lokal yang nikmat. Walaupun rasa makanannya biasa-biasa saja namun minimal kita sudah pernah mencoba makanan khas Praha. Jalan-jalan kita malam itu sekaligus kita gunakan untuk menukar mata uang dan juga sebagai orientasi jalan agar keesokan harinya kita sudah sedikit terbiasa dengan rute jalan di sekitar pusat kota.
|
City of Prague - Golden Lane - Prague Cathedral |
Keesokan harinya wisata kita di kota Praha dimulai dari Prague Castle yang terkenal yang letaknya berada di sisi seberang sungai Vltava. Dengan menggunakan subway, kita menuju ke stasiun yang lokasinya paling dekat dengan kastil. Dari situ kita mulai menyusuri area kastil dari ujung satu ke ujung yang lain. Komplek kastil ini sangat luar biasa menarik, karena selain area dalam-nya yang luas dan juga terdapat beberapa bangunan tua yang besar seperti katedral, monastery, istana, juga terdapat satu area kuno yang disebut 'Golden Lane', yaitu area dimana para abdi istana jaman dulu tinggal bersama keluarga-nya, seperti 'Abdi Dalem' di Keraton Yogyakarta.
|
Menelusuri Prague Castle |
Satu hari penuh kita manfaatkan untuk menikmati kota Praha dan segala kecantikan-nya. Ada satu hal yang menjadi pelajaran buat kita yaitu saat menukarkan uang Euro ke Korona. Jika kita ingin menukar uang di money changer yang banyak tersebar di berbagai tempat, sebisa mungkin jangan menukar di tempat dengan tanda 'Western Union' karena mereka akan mengenakan komisi sebesar hampir 40% dari nilai yang ditukarkan. Kita sempat sekali mengalami hal tersebut karea tidak mengerti mengenai aturan ini dan menjadi pelajaran buat kita kalau nanti ada kesempatan berkunjung kembali ke Praha (aminnn....).
|
Makan siang - Charles Bridge |
|
Astronomical clock - Old Town square - Prague Main Station |
Rothenburg ob der Tauber 16 Oktober 2016
Setelah putaran perjalanan yang kedua, kali ini kita bersiap-siap untuk kembali melanjutkan jalan-jalan kita di putaran yang ketiga. Kali ini rute perjalanan kita adalah seputar kota-kota di Jerman Selatan. Rute-nya dimulai dari Rothenburg ob der Tauber, kota kecil yang terkenal karena bangunan-bangunan khas Bavaria-nya yang masih dipertahankan. Kota ini berada di dalam sebuah tembok benteng yang di jaman pertengahan dibangun sebagai pertahanan kota. Seperti halnya kota-kota tua lainnya di Eropa, Rothenburg o.d. Tauber memang sengaja dipertahankan dalam kondisi kuno, termasuk juga acara-acaranya yang dipertahankan seperti saat abad pertengahan.
|
Berbagai sudut kota Rothenburg ob der Tauber |
Karena hari itu adalah hari Minggu, dan rute kereta ke Rothenburg o.d Tauber hanya dilalui oleh kereta regional RE, maka dari Frankfurt kita berangkat menggunakan tiket weekend (Schones Wochenende Tiket) untuk mencapai lokasi. Lama perjalanan menggunakan kereta RE kurang lebih 3-1/2 jam dan lokasinya berada persis di tengah-tengah antara Frankfurt dan Muenchen. Di sini kita menghabiskan waktu selama kurang lebih 5 jam untuk berjalan-jalan menikmati keunikan kota Rothenburg. Kita cukup beruntung karena cuaca saat itu sangat cerah dan cukup hangat sehingga kita dapat dengan santai dan nyaman menikmati setiap sudut kota Rothenburg hingga sore hari. Sekitar jam 17:00 sore kita kembali melanjutkan perjalanan ke tujuan selanjutnya yaitu kota Muenchen.
|
Berbagai sudut kota Rothenburg ob der Tauber |
Muenchen 16 - 18 Oktober 2016
Saat kami tiba di kota Muenchen hari sudah cukup malam sehingga langsung kita putuskan untuk beristirahat. Di sini kita sudah memesan tur lokal untuk mengunjungi obyek yang sangat terkenal di dunia, Neuschwanstein Castle, yang merupakan ikon dari film-film kartun Walt Disney. Ikut tur lokal seperti ini cukup banyak keuntungannya. Selain kita bisa memahami latar belakang sejarah dari tempat yang kita kunjungi, kita juga tidak bosan selama di perjalanan. Dari sisi perjalanannya, kita juga tidak perlu repot untuk mengatur transportasi menuju lokasi. Sebagai contoh adalah Neuschwanstein Castle, yang sepertinya tidak bisa diakses dengan kereta api. Pilihan yang ada hanya menggunakan bus atau mobil.
|
Linderhof Palace - Oberammergau |
Tur ini berangkat pagi-pagi sekali dengan 3 tujuan utama yaitu Linderhof Palace, Oberammergau dan Neuschwanstein Castel. Tidak ada waktu untuk sarapan sehingga untuk sekedar mengisi perut, cukup dengan bekal makanan ringan dan kopi panas. Selama perjalanan ini kita benar-benar disuguhi keindahan Bavaria dari dekat dan melihat secara langsung keindahan dari peninggalan salah satu raja Bavaria yang sangat terkenal, Raja Ludwg II. Informasi sejarah yang kita dapatkan selama perjalanan menuju lokasi yang kemudian dilanjutkan dengan menyaksikan langsung obyek-obyek wisata ini sungguh membuat kita terkesima.
|
Neuschwanstein Castle |
Keindahan dari Linderhof Palace dan Neuschwanstein Castle, serta kecantikan kota Oberammergau sungguh memberikan kesan yang mendalam selama perjalanan ini. Tidak terbayangkan begitu megah dan indahnya peninggalan jaman abad pertengahan dulu yang jika dibandingkan dengan saat ini, tidak akan mungkin lagi dapat diwujudkan. Karena kita menggunakan jasa tur maka kita tidak lagi pusing menentukan transport dan rute perjalanan, dan sepertinya menggunakan tur untuk mengunjungi tempat-tempat ini memang pilihan yang tepat.
Cologne 19 Oktober 2016
Sebelum kita kembali ke Frankfurt, kita putuskan untuk mampir sejenak di Cologne yang jaraknya tidak jauh dari Frankfurt. Tujuan utama kita di Cologne adalah katedral-nya yang terkenal di dunia. Bangunan bergaya gothic ini berdiri persis di samping stasiun kereta api utama sehingga sangat mudah dicapai. Kesan megah katedral Eropa dari abad pertengaan benar-benar terlihat saat kita masuk ke dalam nya. Beruntung kita menyempatkan diri untuk mampir ke Cologne yang terkenal dengan parfum 4711-nya. Minimal kita sudah pernah singgah karena belum tentu di masa mendatang kita berkesempatan mengunjungi kota yang juga terkenal dengan produk tisu basah-nya yang umum kita kenal dengan nama 'Kolonyet' di era 80-an di Indonesia.
|
Cologne Cathedral |
Wertheim Village Designer Outlet, 20 Oktober 2016
Hari ini sebenarnya kita berencana untuk menikmati waktu yang tersisa di sekitar Frankfurt, bahkan seandainya jika Koko tidak bertugas ke luar kota, kita ingin mengunjungi pabrik Braun Buffel dimana kita bisa mendapatkan produk-produk Braun Buffel dengan harga murah. Namun karena Koko berhalangan, kita diarahkan untuk jalan-jalan ke salah satu outlet terkenal yaitu Village yang berlokasi di Wertheim. Lokasi ini hanya bisa dikunjungi menggunakan kendaraan pribadi atau bus. Dan kebetulan Village memiliki shuttle bus untuk umum yang berangkat dari stasiun kereta utama Frankfurt. Maka berangkatlah kita ke Village menggunakan shuttle bus dengan membayar tiket sebesar 20 euro per orang.
|
Jalan-jalan di Wertheim Village - Bersama Inge |
Di Village terdapat beberapa brand terkenal seperti Aigner, CK, Armani, Diesel, dan berbagai brand lainnya. Untuk yang gemar belanja tempat ini sepertinya cocok sekali untuk mencari barang-barang bermerek dengan harga miring. Tapi karena kita kebetulan bukan tergolong yang hobi belanja, jadi kita gunakan waktu yang ada untuk melihat-lihat dan sekedar tahu saja seandainya di lain kesempatan nanti ada peluang untuk kembali untuk belanja..he3x. Hanya satu item yang kita beli yaitu sepatu olah raga. Ini pun kebetulan harganya sangat miring dibandingkan harga di Jakarta.
Kembali Ke Tanah Air, 21 Oktober 2016
Ini adalah hari terakhir kami di Frankfurt, Jerman. Sore hari nanti sudah waktunya untuk kami kembali ke tanah air untuk bertemu dengan keluarga, terutama 2Ds dan juga kembali ke rutinitas kami seperti biasa. 2 minggu sepertinya sangat cepat sekali berlalu. Ingin rasanya bisa terus menikmati suasana seperti di Eropa dengan cuacanya yang bersih, dingin, teratur, tapi tetap saja senyaman-nyamannya negeri orang, tetap masih lebih baik di negeri sendiri. Apapun alasannya, tidak ada yang dapat menggantikan suasanya seperti di Jakarta.
Sayang, Koko hari ini harus keluar kota untuk urusan dinas dan pagi-pagi sekali dia sudah berangkat dari rumah. Ini kesempatan kita untuk berpamitan sebelum kembali ke Jakarta. Demikian juga dengan Intan yang harus pergi ke kampus untuk urusan thesis-nya. Jadi pagi hari ini adalah terakhir kali kita berjumpa dengan keluarga Koko yang sudah berbaik hati memfasilitasi kita selama kita di Jerman. Bahkan Koko meminta salah satu staf-nya untuk mengantar kami ke airport sebagai gantinya karena tidak bisa mengantar kami langsung. Terima kasih banyak, kawanku...semoga nanti di tempat penugasan yang baru kita juga masih bisa berkunjung dan numpang transit kembali.
See you again, Europe!! See you when I see you...!